Ketika makanan menjadi bagian dari pola makan dan gaya hidup, ternyata makanan yang baik bagi tubuh juga baik untuk otak. Pola makan untuk menjaga kesehatan otak bisa dikatakan sama dengan pola makan dinilai dapat mengurangi risiko penyakit kronis lainnya akibat dampak dari bertambahnya usia. Contohnya seperti penyakit jantung dan diabetes. Pola makan tersebut mencakup mengonsumsi buah, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak. Ada juga penelitian yang menyakatan bahwa olahraga dapat meningkatkan daya ingat, sehingga olahraga teratur dan pola makan yang sehat serta tepat bila dikombinasikan dapat menjaga kesehatan dan fungsi otak.

Dengan begitu banyak fungsi dari otak untuk menunjang kegiatan harian, tak mengherankan bila otak dapat meningkatkan nafsu makan untuk memenuhi kebutuhan kalori. Dari semua kalori yang dibakar saat istirahat, biasanya digunakan sebagai sumber energi utama fungsi dasar tubuh. Seperempatnya digunakan untuk bahan bakar fungsi otak.

Energi utama otak adalah glukosa yang berasal dari gula yang beredar di dalam darah dan merupakan hasil akhir dari olahan makanan sumber karbohidrat. Selain itu, otak juga membutuhkan sumber energi lain dari lemak juga dalam kondisi yang benar-benar dibutuhkan. Namun, glukosa tetaplah pilihan utama.

Ketika ketersediaan glukosa di dalam darah berada dalam jumlah cukup, ternyata sangatlah menunjang fungsi dan kinerja otak. Kondisi ini dapat dijadikan alasan mengapa terkadang kita mendadak merasa bosan atau selalu memikirkan makanan disepanjang kegiatan yang dijalani. Saat kadar gula menurun, maka kemampuan untuk berpikir jernih pun akan menurun.

Maka dapat dikatakan bahwa keberadaan karbohidrat sangatlah penting untuk mendukung kesehatan dan fungsi otak. Namun kita perlu fokus pada salah satu jenis karbohidrat. Buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan gula alami dari produk olahan susu adalah jenis karbohidrat yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh dan otak. Makanan manis seperti kue juga merupakan sumber karbohidrat, sayangnya terkadang mengandung kalori dan lemak yang banyak serta rendah vitamin, mineral, dan phytonutrisi. Jadi makanan manis tersebut bukanlah pilihan tepat untuk mendukung kesehatan tubuh dan otak.

Uniknya, sekitar 70% berat otak adalah lemak. Sel-sel dan saraf otak dilapisi dengan lemak, sehingga tubuh membutuhkan lemak yang sehat untuk menjaga struktur otak ini tetap terjaga. Kondisi ini membuktikan bahwa asam lemak tertentu terutama asam lemak omega 3, sangat dibutuhkan untuk mendukung kesehatan otak. Salah satu asam lemak tersebut yaitu asam docosahexaenoic atau DHA, adalah asam lemak yang paling banyak jumlahnya di dalam otak. Karena tubuh tidak dapat memproduksi DHA, maka dibutuhkan pasokan DHA yang dapat berasal dari ikan dan suplemen minyak ikan. Keduanya adalah sumber DHA terbaik. Selain lemak sehat dari ikan dan minyak ikan, kacang juga bermanfaat. Di dalam kacang terkandung lemak tak jenuh yang sehat dan vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.

Kesehatan otak juga bergantung pada konsumsi protein karena dapat menyuplai asam amino, dimana digunakan oleh tubuh untuk membentuk neurotransmitters, yaitu sejenis chemicals khusus yang mendukung sel-sel otak mengirim dan menerima sinyal. Jadi, penuhilah kebutuhan protein dari makanan nabati seperti kedelai, kacang polong, dan kacang-kacangan, serta dapat juga dari seafood, ayam, daging tanpa lemak, dan produk hasil olahan susu yang rendah lemak.

Buah dan sayuran tak hanya menyediakan karbohidrat yang dibutuhkan oleh otak, namun juga mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang berfungsi melindungi dan menjaga kesehatan otak. Asam lemak, contohnya vitamin B dibutuhkan dalam jumlah cukup untuk mendukung kesehatan dan fungsi otak. Biasanya vitamin B banyak ditemukan pada sayuran daun berwarna hijau seperti bayam. Bayam juga mengandung lutein, yaitu sejenis pigmen antioksidan yang memberi warna hijau pada bayam.

Poin penting dalam pola makan yang disampaikan kali ini adalah menekankan pada konsumsi buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan lemak sehat dalam jumlah banyak. Alasan lain pada pola makan ini adalah diharapkan dengan menerapkannya dapat membantu menjaga kesehatan otak, dapat menjaga berat badan, menjaga tekanan darah, dan mendukung level kolesterol tetap dalam batas normal. Hal ini sangat penting karena kelebihan berat badan dan obesitas pada kelompok usia pertengahan berhubungan dengan meningkatnya risiko dementia, penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah dan kolesterol.

Kita tidak bisa memutar kembali waktu, namun dengan tetap berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, ada banyak yang bisa dilakukan untuk memastikan kebugaran mental yang terbaik sesuai usia. Mengonsumsi makanan bernutrisi dengan diimbangi dengan olahraga dapat membantu menjaga kesehatan dan membuat umur lebih panjang. Kebiasaan ini juga dapat membantu mendukung kesehatan otak Anda.

Ditulis oleh Susan Bowerman, Direktur Nutrition Training Herbalife. Susan terdaftar sebagai Dietitian dan Memiliki sertifikat spesialis Sports Dietetics.